¨Nilai
mengandung ide seseorang atas apa yang benar, baik, atau diinginkan.
¨Atribut
nilai:
Konten : menyatakan
bahwa suatu tindakan atau keadaan tertentu
adalah penting
Intensitas : menjelaskan seberapa penting tindakan atau keadaan
tersebut
Sistem Nilai: adalah
ketika kita mengurutkan nilai seseorang dalam hal intensitasnya.
Pada umumnya
nilai brsifat tetap dan bertahan lama
Pentingnya nilai :
- Nilai itu penting dalam
pembelajaran perilaku organisasi karena nilai menjadi dasar dalam memahami
sikap dan motivasi serta karena nilai mempengaruhi persepsi kita.
- Nilai menutupi
objektivitas dan rasionalitas.
Tipe-tipe nilai:
- Nilai Terminal : keadaan atau
tujuan yang diinginkan, contoh: penghargaan
diri, kebebasan/kemerdekaan, kesamaan derajat, dsb
- Nilai Instrumental : perilaku
yang diinginkan atau cara-cara yang
digunakan untuk mencapai nilai
terminal, contoh: jujur, tanggung
jawab, ambisius, dsb
Implikasi terhadap Perilaku
Organisasi
Dampaknya:
- Tidak semua teori dan konsep
perilaku organisasi dapat diaplikasikan secara universal untuk mengelola SDM di
seluruh dunia
-Perlu pertimbangan akan
nilai-nilai budaya ketika memahami perilaku masyarakat dari negara-negara yang
berbeda.
Sikap
- Sikap adalah pernyataan
atau penilaian evaluatif menyangkut benda, orang, atau kejadian.
Komponen
sikap:
-Kognitif : bagian dari sikap yang berupa pendapat atau
kepercayaan
- Afektif :
bagian dari sikap yang berupa perasaan atau emosional
- Perilaku : kemauan
untuk berperilaku secara tertentu terhadap seseorang atau sesuatu
Dalam
pembahasan selanjutnya, sikap lebih merujuk pada komponen afektif
Sikap
bersifat tidak stabil dan lebih mudah dipengaruhi
Jenis-jenis sikap:
- Job Satisfaction
Merujuk pada
sikap seseorang terhadap pekerjaannya.
- Job Involvement
Merujuk pada
sampai mana seseorang melibatkan diri
dengan pekerjaannya, berpartisipasi secara aktif dalam pekerjaannya, dan
membandingkan performanya dengan nilai dirinya
- Organizational Commitment
Merujuk pada
sampai mana seseorang melibatkan diri dengan organisasi tertentu beserta dengan
tujuan-tujuannya dan ingin menjaga keanggotaannya dalam organisasi
Sikap dan konsistensi:
Penelitian menunjukkan
bahwa orang mencari konsistensi dalam sikapnya dan konsistensi antara sikap dan
perilakunya.
Ketika terjadi
inkonsistensi, daya-daya akan digunakan untuk mengembalikan seseorang dalam
keadaan seimbang, dimana sikap dan perilakunya akan kembali konsisten.
Cognitive dissonance adalah ketidakcocokkan
antara 2 atau lebih sikap atau ketidakcocokkan antara sikap dan perilaku
Teori
cognitive dissonance dikemukakan oleh Leon Festinger di akhir tahun 1950an. Beliau berargumen
bahwa segala bentuk inkonsistensi itu tidak nyaman dan seseorang akan berusaha
untuk mengurangi dissonance yang
terjadi. Oleh karena itu, seseorang akan mencari keadaan yang stabil
dimana dissonance yang ada kecil atau minimum.
Festinger
mengajukan bahwa keinginan untuk
mengurangi dissonance akan ditentukan oleh:
Kepentingan dari elemen yang membentuk dissonance.
Pengaruh yang
dimiliki oleh seseorang terhadap elemen yang membentuk dissonance.
Penghargaan yang mungkin ada dalam dissonance.
Jadi,
seseorang yang mengalami dissonance belum tentu akan mengubah sikapnya atau
mengurangi dissonance yang terjadi. Jika masalahnya tidak penting, lalu dia tidak
memiliki pengaruh yang besar atau dia tidak
bisa mengkontrol masalah itu, dan tidak
ada penghargaan yang sesuai, maka seseorang tidak akan
berada dalam tekanan yang besar untuk mengurangi dissonance yang ada.
Kita telah mempelajari
bahwa sikap mempengaruhi perilaku, pernyataan ini juga didukung oleh penelitian
terdahulu.
Namun, di akhir tahun
1960an, ada beberapa studi yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara
sikap dan perilaku, atau paling tidak hubungannya rendah.
Penelitian lebih baru
lagi menyatakan bahwa sikap sangat menentukan perilaku di masa depan dan
meyakinkan pendapat Festinger bahwa hubungan tersebut dapat ditingkatkan dengan
cara mengelola beberapa variable.
Mengelola Variable
•Importance (kepentingan): sikap yang
dianggap penting cenderung menunjukkan hubungan yang kuat dengan perilaku
•Specificity (kejelasan): semakin
jelas sikap dan perilaku, semakin kuat hubungan di antara keduanya.
•Accesibility (jangkauan): sikap yang
mudah dijangkau (diingat) lebih cenderung menentukan perilaku seseorang.
•Social pressusres (tekanan sosial): ketika ada
tekanan sosial yang tinggi dalam suatu kelompok, maka seseorang cenderung akan
bersikap dan berperilaku seperti yang dilakukan oleh kelompok tersebut.
•Direct experience (pengalaman langsung): hubungan
sikap-perilaku jauh lebih kuat jika seseorang memiliki pengalaman langsung
dengan suatu sikap tertentu.
Pengertian Job Satisfaction
menurut Robbins and Judge mendefinisikan kepuasan kerja sebagai perasaaan positif tentang
pekerjaan sebagai hasil evaluasi karakter-karakter pekerjaan tersebut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja:
- Otonomi dan
kebebasan, Karier benefit, Kesempatan untuk maju
- Kesempatan
mengembangkan karir, Kompensasi atau gaji
- Komunikasi
antara karyawan dan manajemen
- Kontribusi
pekerjaan terhadap sasaran organisasi
- Perasaan
aman di lingkungan kerja
- Kefleksibelan
untuk menyeimbangkan kehidupan dan persoalan kerja
- Keamanan
pekerjaan, Training spesifik pekerjaan
- Pengakuan
manajemen terhadap kinerja karyawan
- Keberartian
pekerjaan, Jejaring
- Kesempatan
untuk menggunakan kemampuan atau keahlian
- Komitmen
organisasi untuk pengembangan
- Budaya
perusahaan secara keseluruhan
- Hubungan
sesama karyawan , Hubungan dengan atasan langsung
- Pekerjaan
itu sendiri dan Keberagaman pekerjaan
Dampak kepuasan atau ketidakpuasan kerja:
Produktivitas atau kinerja
Produktivitas yang tinggi menyebabkan
peningkatan dari kepuasan kerja
Ketidakhadiran dan turnover
Ketidakpuasan kerja pada tenaga kerja atau
karyawan dapat diungkapkan ke dalam berbagai macam cara misalnya: meninggalkan
pekerjaan, mengeluh, membangkang, mencuri barang milik organisasi, atau
menghindari sebagian dari tanggung jawab pekerjaan mereka
Respon terhadap ketidakpuasan
Exit, ketidakpuasan
ditunjukkan melalui perilaku diarahkan pada meninggalkan organisasi, termasuk
mencari posisi baru atau mengundurkan diri
Voice, ketidakpuasan
ditunjukkan melalui usaha secara aktif dan konstrruktif untuk memperbaiki
keadaan, termasuk menyarankan perbaikan, mendiskusikan masalah dengan atasan
dan berbagai bentuk aktivitas perserikatan
Loyalty, ketidakpuasan
ditunjukkan secara pasif tetapi optimistik dengan menunggu kondisi untuk memperbaiki termasuk
berbicara bagi organisasi di hadapan kritik eksternal dan mempercayai
organisasi dan manajemen melakukan hal yang benar
Neglect, ketidakpuasan
ditunjukkan melalui tindakan secara pasif membiarkan kondisi semakin buruk,
termasuk kemangkiran atau keterlambatan secara kronis, mengurangi usaha dan
meningkatkan tingkat kesalahan.
The 13 Best Casinos in the UK - JTG Hub
ReplyDeleteThe casinos that you are considering visiting 경주 출장샵 and visiting in the UK are the 과천 출장마사지 ones you've chosen to consider when deciding on 당진 출장샵 gambling. Here you 구리 출장안마 will 평택 출장샵 find